BAB
I
PENDAHULUAN
Karsinoma buli/kandung kemih merupakan suatu penyakit
keganasan yang mana sel-sel yang melapisi kandung kemih kehilangan kemampuan
dalam mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel-selnya. Suatu pertumbuhan yang
abnormal ini akan menghasilkan suatu kelompok sel-sel yang kemudian membentuk
tumor. Karsinoma buli merupakan suatu keganasan di bidang urologi yang banyak
ditemui.1
Berdasarkan American Cancer Society (ACS) terdapat sekitar
63.210 kasus karsinoma buli di Amerika serikat pada tahun 2005 dan 12.700
diantaranya meninggal akibat penyakit ini.1
Kanker buli termasuk dalam 10 besar
daftar keganasan pada pria di Indonesia, dengan peningkatan angka insiden
sebesar 15% per tahun pada dekade terakhir. Di Indonesia, mayoritas kasus kanker
buli merupakan jenis karsinoma sel transisional (KST) yang besarnya 78,8% dari
seluruh kasus tumor buli.4 Menurut data Globocan 2008, kanker buli merupakan
jenis kanker dengan jumlah insiden kesebelas tertingggi di seluruh dunia,
dengan angka insiden ASR (W) 5,3 per 100.000.2
Karsinoma buli-buli merupakan kanker yang kebanyakan terjadi
pada laki-laki dengan predileksi usia 50-70 tahun. Penyebabnya hingga saat ini
kebanyakan belum jelas namun terdapat faktor terkait yang saat ini umum diakui
yakni lingkungan dan pekerjaan, merokok, metabolism, serta faktor lain seperti
iritasi dan infeksi.2,5
Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel
transisional. Kurang lebih 10% berupa karsinoma skuamosa, dan jarang sekali
adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Karsinoma kandung kemih dapat
papiler, noduler, ulseratif atau infiltrative.3
Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor
superfisial. Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltarasi ke lamina
propria, otot dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan
sekitarnya.2
Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun
hematogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe perivesika, obturator,
iliaka eksterna, dan iliaka komunis sedangkan penyebaran hematogen paling
sering ke hepar, paru-paru, dan tulang.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Anatomi
Buli-buli atau kandung kemih adalah
sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah ‘kantung’ dalam pelvis yang menyimpan
urin yang diproduksi ginjal. Urin dialirkan ke kandung kemih melalui saluran
yang dikenal sebagai ureter. Kandung kemih dibagi menjadi beberapa lapisan,
yaitu :2
·
Epitelium, bagian
transisional dari epitel yang menjadi asal datangnya sel kanker
·
Lamina propria, lapisan
yang terletak di bawah epitelium
·
Otot destrusor, lapisan
otot yang tebal dan dalam terdiri dari lapisan-lapisan otot halus yang membentuk
lapisan dinding otot kandung kemih
·
![]() |
Jaringan perivesikel lembut, lapisan terluar yang terdiri dari lemak, jaringan-jaringan, dan pembuluh darah.2
Gambar 1 . Anatomi Vesika Urinaria6
Buli-buli sendiri merupakan organ berongga yang
terdiri atas 3 lapis otot destrusor yang saling beranyaman. Di sebelah dalam
adalah otot sirkuler, di tengah merupakan otot longitudinal, dan paling luar
merupakan otot sirkuler. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional
yang sama seperti mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra
posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara uretra dan meatus uretra internum
membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.2
Secara anatomic bentuk buli-buli terdiri atas 3
permukaan, yaitu : permukaan superior yang berbatas dengan rongga peritoneum,
dua permukaan inferiolateral, dan permukaan posterior. Permukaan superior
adalah merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.2
Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan
kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam
menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk
orang dewasa kurang lebih adalah 300-450 ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada
anak-anak menurut formula dari koff adalah : kapasitas buli-buli = {Umur
(tahun) + 2 } x 30 ml.2
Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang
simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat
dipalpasi dan diperkusi.2
Buli-buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada
saraf aferen dan menyebabkan aktivitas pusat miksi di medulla spinalis segmen
sakral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot destrusor,
terbukanya leher buli-buli dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah
proses miksi.2
B.
Definisi
Karsinoma
buli/kandung kemih merupakan suatu penyakit keganasan yang mana sel-sel yang
melapisi kandung kemih kehilangan kemampuan dalam mengontrol pertumbuhan dan
pembelahan sel-selnya. Suatu pertumbuhan yang abnormal ini akan menghasilkan
suatu kelompok sel-sel yang kemudian membentuk tumor.1
C.
Epidemiologi
Karsinoma buli-buli adalah tumor
yang paling umum dari sistem saluran kemih. Diperkirakan ada 68.810 kasus baru yang telah didiagnosa dan
14.100 kematian disebabkan oleh kanker kandung kemih di Amerika Serikat pada
tahun 2008. Insiden tertinggi pada decade ke enam dan ke tujuh kehidupan.8
Resiko terkena untuk pria adalah
3,4% dan untuk wanita 1,2 %. Tingkat kanker kandung kemih hampir empat kali
lebih tinggi pada pria daripada wanita dan dua kali lebih tinggi pada kulit
putih di bandingkan orang kulit hitam.8
Tumor
ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional. Kurang lebih
10% berupa karsinoma skuamosa, dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal
dari jaringan urakus. Karsinoma kandung kemih dapat papiler, noduler, ulseratif
atau infiltrative.3
D.
Klasifikasi
Tumor
buli terdapat dalam bentuk papiler, tumor non invasive (in situ), noduler
(infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.2,5,9
Ada tiga subtipe dari kanker
kandung kemih:
1. Transisi sel atau urothelial carcinoma
Jenis kanker yang biasanya terjadi
dalam sistem kemih. Kanker yang berasal dari sel-sel transisional pada
lapisan jaringan terdalam pada kandung kemih. Kanker ini merupakan tipe sel
yang paling umum.10 Tumor ini biasaannya berbentuk papiler, lesi
eksofitik, sessile, atau ulcerasi. Carcinoma in situ berbentuk datar (non
papiler anaplastic), sel-sel membesar dan nucleus tampak jelas. Dapat terjadi
dekat atau jauh dari lesi oksofitik, dapat juga fokal atau difuse. Karsinoma
uretelial datar adalah tumor yang sangat agresif dan bertumbuh lebih cepat
dari tumor papilari.2,9
2.
Squamous cell carcinoma
Kanker yang berkembang dari
sel-sel squamous (jenis sel epitel yang ditemukan di banyak lokasi tubuh), yang
berbentuk tipis, sel datar yang dapat terbentuk dalam kandung kemih setelah
infeksi atau iritasi jangka panjang.10
3. Adenocarcinoma
Kanker dari epitel yang berasal
dari jaringan kelenjar. Kanker yang muncul dari sel kelenjar (sekresi) yang
dapat terbentuk di kandung kemih setelah iritasi dan peradangan jangka
panjang.10
|
Untuk
keperluan staging, sistem klasifikasi yang digunakan adalah TNM (Tumor,Node,
Metastases) Tahun 2002 yang telah diakui oleh UICC (Union International Contre
le Cancer) dan digunakan secara luas.2
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
Gambar 2. TNM Staging Ca Buli-Buli11
Ta : Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran
tumor, tak dapat dilakukan
Tis : Carsinoma in situ (pre invasive ca)
T2 : Ada indurasi daripada dinding buli-buli
T3 : Indurasi atau massa nodular yang bergerak
bebas dapat diraba di buli-buli
T3a:
Invasi otot yang lebih dalam
T3b:
Perluasan lewat dinding buli-buli
T4 : Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
T4a:
Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus , atau vagina
T4b:
Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen
N0 : Tanpa tanda-tanda pembesaran kelenjar lympe
regional
N1 : Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional
yang homolateral
N2 : Pembesaran
kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple tidak
lebih dari 5 cm
N3 : Metastasis ke kelenjar lymfe > 5 cm
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Adanya
metastasis jauh12
E.
Etiologi
Keganasan
buli-buli ini terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat di
sekitar kita. Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita
karsinoma buli-buli adalah :2
·
Aromatic amines, yang banyak digunakan oleh industri
percetakan, besi, aluminium, cat, gas dan pengolahan tar.
·
Rokok
·
Kopi
·
Pemanis buatan
·
Infeksi kronis (bakteri, virus, jamur ataupun parasit)
·
Analgesik yang berlebihan (phenacetin)
·
Radiasi pelvis2
F.
Patogenesis
Karsinoma
buli merupakan 2 % dari seluruh keganasan, dan merupakan keganasan kedua
terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali
lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah industry kejadian tumor
ini meningkat tajam.2
Karsinoma
buli buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama kelamaan
dapat mengadakan infitrasi ke lamina propria, otot, dan lemak perivesika yang
kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnnya.2,5,9
Di
samping itu tumor ini dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen.
Penyebaran limfogen menuju kapiler limfe, perivesika, obturator, iliaka
eksterna, dan iliaka kommunis. Penyebaran hematogen paling sering ke hepar,
paru-paru dan tulang2
G.
Diagnosis
1.
Pemeriksaan Klinis
Gejala
klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain: darah pada
urin (hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis), nyeri saat proses
mengeluarkan urin (disuria) , urgensi, frenkuensi, nyeri pada daerah pelvis
atau pinggang, hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien
datang dengan meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. 2,7
Pemeriksaan
per-rektal atau vaginal. Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor
dengan ukuran yang cukup besar.
Pemeriksaan palpasi bimanual sangat berguna
untuk menentukan infiltrasi.
Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli
relaks) pada saat sebelum dan sesudah
reseksi tumor TUR Buli. 7
2.
Pemeriksaan Radiologi
a) Foto X ray Abdomen
![Description: https://www.med-ed.virginia.edu/courses/rad/gu/bladder/Images/bladdermassivp.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
Gambar
1.1. Foto IVP konvensional dalam fase
ekskretoris13
Pada
gambar 1.1 menunjukkan defek pengisian
massa (filling defect) yang diuraikan dengan kontras ekskresi di kandung kemih
(panah). Ini adalah karsinoma kandung kemih yang besar. Diagnosis bandingnya
meliputi tumor, bekuan darah, fungus ball. Sistoskopi diperlukan untuk evaluasi lebih lanjut.13
![Description: https://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/fpa-uiv-massa-buli-editan.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
Gambar 1.2. Gambar IVP penderita pada menit ke 6014
Dari gambar 1.2 yaitu seorang laki-laki 65 tahun datang ke RS dengan
keluhan sakit saat kencing. Pada pemeriksaan
fisik pada regio
suprapubik teraba massa dengan
konsistensi keras, berukuran 3 x 3 x 1 cm, permukaan
tidak rata, batas tidak tegas, nyeri tekan (-). Dan didapatkan nyeri ketok di regio CVA
(Costo-Vertebra Angle) kiri. Dari
pemeriksaan IVP penderita, tampak filling defect dengan tepi iregular pada
lateral kiri Vesika Urinaria dan juga terlihat gambaran flattening kaliks minor
pada ginjal kanan maupun kiri, yang disertai pelebaran pelvis renis pada ginjal
kiri. Sementara ureter kiri tampak melebar sampai ke ureteropevico junction dan
kinking setinggi vertebra lumbal 4.14
b) Ultrasonografi
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.png)
Gambar 2.1. Foto ultrasound aksial pasien dengan papiler
Karsinoma menunjukkan massa proyektil di dinding kiri kandung kemih
(panah)15
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.png)
Gambar 2.2. Foto ultrasound transrectal memperlihatkan bagaimana
lesi basal (panah) yang terlihat dengan baik
pada USG transrectal. Dalam hal ini massa terbukti merupakan karsinoma sel transisi.16
c)CT Scan
![Description: An external file that holds a picture, illustration, etc.
Object name is ci11001709.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.jpg)
Gambar 3.1. Seorang pria berusia 53 tahun dengan hematuria berat dan karsinoma urothelial. Gambaran koronal dari fase ekskretoris CT urogram menunjukkan penebalan dinding nodul multifokal (panah) yang melibatkan sebagian besar kandung kemih, dan menyebabkan hidronefrosis dan hidroureter bilateral (panah). Biopsi sistoskopi menunjukkan karsinoma urothelial. Bedah patologi pada kistektomi menunjukkan adanya karsinoma urothelial kelas tinggi multifokal.17
|
|
![]() |
![]() |
Gambar 3.2. (a) CT scan tanpa kontras pada pelvis menunjukkan penebalan infiltratif fokal dari dinding kandung kemih posterolateral (panah). Sistitis fokal dapat memberikan tampilan yang serupa, namun dalam kasus ini, cystoscopy dengan biopsi mengkonfirmasi bahwa ini adalah TCCA dari kandung kemih. (b) CT scan dengan kontras menunjukkan massa infiltrasi menebal dinding kandung kemih dan menghalangi kedua ureter (panah) menghasilkan hydroureter bilateral dan hidronefrosis.13
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.png)
Gambar 3.3. Sagittal (kiri) and coronal (kanan)15
Pada
Gambar 3.3 menunjukkan Gambar CT yang
direkonstruksi menunjukkan banyak, lesi tumor yang memperkuat proyektil di
kandung kemih (panah). Kantung kemih harus cukup penuh dan membesar untuk
evaluasi lesi yang tepat.15
d)
MRI
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.png)
Gambar 4.1. Karsinoma papillary urothelial11
Karsinoma urothelial papiler (stadium Ta) pada pria berusia 76 tahun. (A)
Pada CT scan yang diperoleh dengan injeksi bahan bolus split-bolus untuk
mendapatkan gambar fase urografi yang dinamis, yang belum dapat
memperlihatkan adanya tumor. Belum
bisa membedakan tumor dari otot detrusor. (B) gambar MR
T2 aksial dengan resolusi tinggi
menunjukkan tumor kandung kemih multifokal (panah hitam).
Perhatikan artefak pergeseran kimiawi, yang tampak sebagai garis gelap yang
menebal di sepanjang dinding kandung kemih lateral (otot detrusor) (panah) dan
garis tipis tipis yang nyaris tak terlihat di sisi kontralateral (panah putih).
(C) Pada gambar axial tiga dimensi (3D) gradien-echo (RE) yang diambil 20 detik setelah injeksi
bahan kontras, tumor kandung kemih multifokal menunjukkan peningkatan yang
intens (panah kepala), tidak seperti lapisan otot (panah). (D) Gambar aksial 3D
GRE diperoleh 60 detik setelah pemeberian bahan kontras menunjukkan peningkatan yang tertunda dari
lapisan otot (panah). Arrowhead = tumor.11
e)PET/CT
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.png)
Gambar 5.1. Tumor kandung kemih dengan kontras tracer di dinding kandung kemih posterior lateral kanan seperti yang divisualisasikan oleh 11Choline-PET / CT. Perhatikan bahwa ada delineasi lumen tumor dan kandung kemih yang sangat baik karena fakta bahwa 11C-Kolin biasanya tidak diekskresikan oleh urin (A: sekumpulan data terlarut). Namun, detail anatomis lebih unggul pada bagian CT yang disempurnakan dari PET / CT (B). Perhatikan tumor hipervaskularisasi yang melibatkan lubang ureter kanan dengan dilatasi berturut-turut dari ureter kanan.18
H.
Diagnosa
Banding
1.
Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma
ginjal atau karsinoma sel ginjal sering disebut juga tumor Grawitz.
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang bersal dari
tubulus proksimal ginjal. Merupakan 3% dari tumor ganas pada orang dewasa dan
biasanya ditemukan pada umur 40-70 tahun. Insiden pada lelaki lebih sering
daripada perempuan.3
Tanda
dan gejala tumor Grawitz dapat bervariasi. Trias klasik yaitu hematuria
makroskopik, nyeri pinggang, dan massa di daerah ginjal ternyata tidak selalu
ditemukan. Kalau ditemukan massa di daerah ginjal biasannya tumor sudah lanjut. Hematuria merupakan tanda yang paling
sering ditemukan yang tidak selalu tanpa nyeri. Nyeri timbul karena peregangan
samping ginjal, adanya bekuan darah yang turun melalui ureter yang menimbulkan
kolik ureter. Massa pada ginjal merupakan keluhan kedua setelah hematuria.
Anemia dan tanda metastasis jauh di paru seperti batuk dan nyeri pada
metastasis tulang, ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut.3
·
|
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.png)
|
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.png)
Gambar
1. (a) Kalsifikasi di RCC pada wanita berusia 56 tahun. foto
Anteroposterior kuadran kiri atas menunjukkan kalsifikasi
tidak teratur (panah) memanjang , dan memproyeksikan lebih
ke bagian bawah ginjal kiri. Pola ini
sangat mengkhawatirkan bagi RCC. (b) Pemeriksaan CT scan dengan pasien yang sama menunjukkan RCC besar dan padat (kiri)
ginjal kiri. Massa mengandung banyak kalsifikasi yang sesuai dengan yang terlihat pada foto abdomen.19
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.png)
Gambar 2. Karsinoma sel ginjal pada pria berusia 55 tahun. Gambar USG aksial menunjukkan massa ginjal kanan ekspansif (panah). Massa ini sedikit hiperechoic dan heterogen dibandingkan dengan parenkim ginjal normal. Gambaran ini khas dari kebanyakan RCC.19
![Description: Figure](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image032.jpg)
Gambar 3. Gambar MR T1 Axial yang diperoleh selama fase kortikomedullary menunjukkan peningkatan homogen, hipervaskuler clear cell RCC (panah).20
2.Benign Prostat Hipertrofi
Kelenjar
prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran,
organ ini membuntu uretra pars prostatikadan menyebabkan terhambatnya aliran
urine keluar dari buli-buli. Pada usia lanjut beberapa pria mengalami
pembesaran prostat benign. Keadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60
tahun dan kurang lebih 80% pria berusia 80 tahun.2
Hingga
saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinnya hipertrofi prostat,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hipertrofi prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (penuaan).2
Obstruksi
prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih di luar saluran kemih .
keluhan pada saluran kemih bawah terdiri atas gejala obstruksi dan gejala
iritatif. Gejala obstruksi berupa pancaran miksi lemah, miksi tidak puas,
menetes setelah miksi , dan intermitensi. Gejala iritatif berupa urgensi,
nokturi, disuri.2
Keluhan
akibat penyulit hipertrofi prostat pada saluran kemih bagian atas berupa gejala
obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan
tanda dari hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda dari infeksi.2
· Gambaran Radiologi
Foto polos perut berguna untuk mencari
adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu prostat dan kadangkala dapat
menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda
dari suatu retensi urine.2
![Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_HUUkygwSiEHSR2ItjxWhmnF2yhyphenhyphenwA5yhNPuu-tdMpnLK_ShCkL4FaQQVEFaJf34DjhElUbPg1x6Hxiyma1A6O27MLIuEo_quErKVRBKA4Rg6jy8OSeLZzU9SP4keA7-1X5mpIpgqrzjv/s320/b.png](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.jpg)
Gambar 1. Tampak “Fish Hook
appearance”(di tandai dengan anak panah) pada distal ureter dari pembesaran prostat dan
elevasi trigone yang biasannya pada BPH.21
Pemeriksaan
IVP dapat menerangkan kemungkinan adanya : (1) kelainan pada ginjal maupun
ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis, (2) memperkirakan besarnya
kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan
buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter disebelah distal yang berbentuk
seperti mata kail atau hooked fish, dan (3) penyulit yang terjadi pada buli-buli
yaitu adanya trabekulasi, divertikel atau sakulasi buli-buli.2
![Description: Benign prostatic hyperplasia](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image036.jpg)
Gambar 2. Pasien pria 80 thn dengan gejala saluran kemih bagian
bawah (LUTS). Gambar USG transabdominal menunjukkan pembesaran yang intravesikal jelas dari
pembesaran lobus
median prostat. Gambaran ultrasound trans-rectal
pasca buang air menunjukkan) volume sisa urin yang besar (303 cc) (lebih
dari 40 cc tidak normal).22
![Description: • Fig GU 40-16 Benign prostatic hypertrophy. CT
scan shows a large, smooth, lobular mass
bulging into the base of the blad...](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.jpg)
Gambar 3. CT scan menunjukkan massa lobular yang besar dan halus menggembung ke dasar kandung kemih (panah). Meski berukuran besar, 'massa' ini terbukti hipertrofi jinak dari prostat.23
![Description: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/corecgi/tileshop/tileshop.fcgi?p=PMC3&id=467800&s=60&r=1&c=1](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image040.jpg)
Gambar 4. Gambar MRI Sagittal T2 (a) pria 56 tahun dengan tipe 1 BPH menunjukkan pembesaran zona transisi (panah). Perhatikan pada bagian posterior tampak perpindahan uretra (panah) karena nodul BPH. Gambar MRI aksial T2 (b) menunjukkan pembesaran zona transisi dengan nodul BPH bilateral (panah).24
3.Batu Ginjal
Nefrolitiasis
(batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan penyebab
terbanyak kelainan saluran kemih. Secara garis besar pembentukan batu ginjal
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu umur,
jenis kelamin, dan keturunan, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu kondisi
geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang terkandung dalam urin, pekerjaan,
dan sebagainya.25
Faktor
risiko nefrolitiasis (batu ginjal) umumnya biasanya karena adanya riwayat batu
di usia muda, riwayat batu pada keluarga, ada penyakit asam urat, kondisi medis
local dan sistemik, predisposisi genetik, dan komposisi urin itu sendiri.
Komposisi urin menentukan pembentukan batu berdasarkan tiga faktor, berlebihnya
komponen pembentukan batu, jumlah komponen penghambat pembentukan batu (seperti
sitrat, glikosaminoglikan) atau pemicu (seperti natrium, urat). Anatomis
traktus anatomis juga turut menentukan kecendrungan pembentukan batu.26
Penderita
nefrolitiasis sering mendapatkan keluhan rasa nyeri pada pinggang ke arah bawah
dan depan. Nyeri dapat bersifat kolik atau non kolik. Nyeri dapat menetap dan
terasa sangat hebat. Mual dan muntah sering hadir, namun demam jarang di jumpai
pada penderita. Dapat juga muncul adanya bruto atau mikrohematuria.26
·
Gambaran
Radiologi
Adanya
batu radioopaq yang akan terlihat putih karena densitas batu lebih tinggi
daripada jaringan di sekitarnya. Gambaran adanya batu radioopaq ini menunjukkan
adanya batu kalsium oksalat atau batu kalsium fosfat. Sedangkan batu urat jika
dilakukan FPA akan Nampak sebagai batu radioluscent.26
![Description: https://images.radiopaedia.org/images/627352/b1fefcfa0e627c9c9be352314c58f5_jumbo.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image042.jpg)
Gambar 1. Tampak gambaran radiopak pada bagian bawah ginjal27
![Description: https://images.radiopaedia.org/images/493219/c6e800baf703e7a30df7a7fbdec105_big_gallery.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image044.jpg)
Gambar 2. Pelvis renalis kanan dengan kalkulus pada pelvis ginjal. Pasokan darah dari pembuluh darah iliaka kanan. Kalkulus pada pelvis ranalis.28
![Description: https://images.radiopaedia.org/images/2072412/215b28aca9157cd0087ac335c23576_big_gallery.jpg](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image046.jpg)
Gambar 3. CT scan Axial non kontras tampak Batu urat kanan atas berhubungan dengan perubahan hidro-uretero-nephrotic yang tepat.28
![](file:///C:\Users\WINDOW~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image048.jpg)
Gambar 4. Gambar Coronary HASTE MRI dengan jelas menggambarkan batu hypointense (panah) dengan latar belakang hiperintense urin.29 .
I.
Penatalaksanaan
Tindakan yang pertama kali
dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah reseksi buli-buli transuretra
atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas infiltrasi tumor.
Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain :2
Stadium
|
Tindakan
|
Superfisial
(stadium 0-A
|
TUR Buli/Fulgurasi
Instilasi intravesika
|
Invasif
(Stadium B-C-D1)
|
TUR Buli
Sistektomi/radiasi
|
Metastasis
(Stadium D2)
|
Adjuvantivus kemoterapi
Radiasi paliatif
|
J.
Prognosis
Tumor
superfisial yang berdiferensiasi baik dapat timbul kembali, atau muncul
papilloma baru. Dengan kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan
minimal 3 tahun. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara transurethral,
tapi bila muncul kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasive dan ganas.
Sistektomi dan radioterapi harus dipertimbangkan kemudian.2
Secara
umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan diferensiasi.
Pada tumor grade 1,2 stage 0,A, B1 hasil terbaik didapatkan dengan reseksi
transurethral. Sistektomi dapat untuk mengatasi 15-25% tumor grade 3,4, stage
B2, C dengan persentasi kematian saat operasi sebesar 5-15%. Radioterapi pada
neoplasma ganas dapat mengontrol 15-20% neoplasma selama 5 tahun.2
BAB
III
KAJIAN
ISLAM
Menurut
Prof. Dr. Quraish Shihab sebagaimana yang dikutip oleh Ade Hasman dalam bukunya
Rahasia Kesehatan Rasulullah, ada dua istilah yang berkaitan dengan kesehatan
yang sering digunakan dalam kitab suci, yaitu “sehat” dan “afiat”. Dalam kamus
bahasa arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk Hamba-Nya
dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu tentu tidak dapat
diperoleh secara sempurna. Kecuali bagi mereka yang mengindahkan
petunjuk-petunjuk-Nya. 30
Sehat menurut WHO (World Health
Organization) adalah memperbaiki kondisi manusia baik jasmani, rohani
ataupun akal, sosial dan bukan semata-mata memberantas penyakit. Dalam bahasa
arab kata sehat diungkapkan dengan kata “as-sihhah” atau yang seakar dengan
keadaan baik, bebas dari penyakit dan kekurangan serta dalam keadaan normal.31
Islam sangat memperhatikan soal
kesehatan dengan cara antara lain mengajak dan menganjurkan untuk menjaga dan
mempertahankan kesehatan yang telah dimiliki setiap orang. Anjuran menjaga
kesehatan itu bisa dilakukan dengan tindakan preventif (pencegahan) dan
represif (pelenyapan penyakit atau pengobatan). Secara preventif, perhatian
Islam terhadap kesehatan ini bisa dilihat dari anjuran sungguh-sungguh terhadap
pemeliharaan kebersihan.Rasulullah saw bersabda:32
وسلم عليو اللهصلى الله رسول قال:قال عنو اللهضي رعباس
ابن عن
(والفراغالصحة:الناساكثيرمنفيهممغبوننعمتان)
Artinya: “Dari Ibnu „Abbās ra
berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:‟Banyak manusia merugi karena dua
nikmat; kesehatan dan waktu luang”. (H.R. Bukhari).
Dalam
keterangan hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda:
نقمتك
وفجأة
عافيتكوتحوّل نعمتك زوال من بكاعوذإنّياللهم
:وسلمعليواللهرسولكان
مسلم رواه . سختك وجميع
Artinya:
“Rasulullah Saw berdo‟a: Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kehilangan
nikmat karunia-Mu, dari perubahan kesehatan yang te-lah Engkau berikan,
mendadaknya balasan-Mu, dan dari segala kemur-kaan-Mu". (HR. Muslim).
Berdasarkan
pemaparan hadits di atas, terdapat dua kenikmatan yang telah dikaruniakan Allah
Swt kepada hamba-Nya dan sering dilupakan oleh manusia yaitu nikmat sehat dan
nikmat waktu luang. Sungguh sangat merugi seseorang hamba Allah Swt, ketika
tidak mensyukuri atas apa yang telah Allah berikan kepadanya. Maka dari itu,
sepatutnyalah kita bersyukur kepada Allah Swt, karena masih diberi nik-mat
sehat dan nikmat waktu senggang. Dari hadits ini, kita dapat mengambil mau`idhah
untuk senantiasa menjaga kesehatan kita, sehingga kita dapat melaksanakan
perintah Allah dengan sebaik-baiknya dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah
sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapka dalam al-Qur‟an dan al-Hadits.
Selain itu, kita juga dituntut untuk selalu memanfaatkan waktu luang dalam hal
kebaikan. Salah satunya dengan selalu berdzikir kepada Allah dan selalu ber-istighfar
(mohon ampunan) kepada-Nya.30
Pada dasarnya semua penyakit berasal
dari Allah, maka yang dapat menyembuhkan juga Allah semata. Akan tetapi untuk
mencapai kesembuhan tersebut tentunya dengan usaha yang maksimal. Sesungguhnya Allah
mendatangkan penyakit, maka bersamaan dengan itu Allah juga mendatangkan obat. Hal ini sesuai dengan :33
شِفَاءً لَهُ أَنْزَلَ إِلَّا دَاءً اللهُ
أَنْزَلَ مَا
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan
penawarnya.” (HR Bukhari).
Imam Muslim
‘merekam’ sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu,
dari Rasulullah , bahwasannya beliau bersabda,
نِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ رَأَ بِإِذْبَلِكُلِّ
دَاءٍ دَوَاءُ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat
untuk suatu penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa
Jalla.”
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyediakan obat yang lebih
baik dari itu. Semua orang dapat memperolehnya jika ia yakin dengan sepenuhnya.
Inilah yang disebut dengan “berobat dengan wahyu.” Allah lah yang telah
menciptakan penyakit, maka tentu Dia lebih tahu apa penawar dan obatnya.33
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karsinoma buli/kandung kemih
merupakan suatu penyakit keganasan yang mana sel-sel yang melapisi kandung
kemih kehilangan kemampuan dalam mengontrol pertumbuhan dan pembelahan
sel-selnya. Suatu pertumbuhan yang abnormal ini akan menghasilkan suatu
kelompok sel-sel yang kemudian membentuk tumor. Gejala klinis yang dapat
ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain: darah pada urin (hematuria
makroskopis atau hematuria mikroskopis), nyeri saat proses mengeluarkan urin
(disuria) , urgensi, frenkuensi, nyeri pada daerah pelvis atau pinggang, hematuria
dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang dengan meminta
pertolongan karena tidak dapat miksi. Dalam
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan AFP ataupun dalam pemeriksaan
penunjang radiologi seperti X-ray, CT-Scan, MRI, PET/CT dan USG dengan hasil
radiologi yang bervariasi. Penanganan dari karsinoma buli tergantung dari
stadiumnya.
assalamualaikum, mas boleh minta soft filenya gak??
ReplyDeleteAssalamualaikum kak. Bisa mnt soft filenya?? �� syukron kak.
ReplyDelete